Kamis, 24 Januari 2013

BENCANA ALAM

Materi Pembelajaran         : BENCANA ALAM
Mata Pelajaran                   : IPS
Kelas/Semester                    : VI/ 1
Standar Kompetensi          : 2. Memahami gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya
Kompetensi Dasar              : 2.2 Mengenal bencana alam dan cara menghadapi
Indikator Pembelajaran    :
1.      Mengenal berbagai jenis bencana alam
2.      Mengindentifikasi berbagai jenis bencana alam
3.      Upaya menghadapi berbagai bencana alam

BENCANA ALAM
Bencana alam adalah kejadian alam yang menyebabkan korban harta maupun jiwa, disebabkan oleh kejadian di kulit bumi atau cuaca yang tidak normal. Jenis bencana alam antara lain gempa bumi, banjir, puting beliung, badai, tsunami, gunung meletus, tanah longsor, atau kebakaran hutan.
Bencana alam, jika dilihat dari penyebabnya, dapat dikategorikan jadi dua,yaitu :
a.       bencana yang murni karena kejadian alam.
b.      bencana yang disebabkan kesalahan manusia.

a. Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Ilmu yang mempelajari gempa disebut seismologi. Alat untuk mengukur kekuatan gempa namanya seismograf.
Upaya menghindari saat gempa bumi dengan :
-          Keluar dari ruangan dan menjauhi bangunan tinggi serta pepohonan, dan berlari ke tempat yang lebih aman
-          Saat berada dalam ruangan baiknya bersembunyi di kolong tempat tidur atau di kolong meja agar terlindung dari reruntuhan bangunan
-          Bila di dekat pantai, kita harus menjauhi pantai karena ada kemungkinan terjadinya tsunami.


b. Tsunami
 

Tsunami merupakan gelombang air laut yang menerjang masuk beberapa kilometer ke daratan. Tsunami berasal dari bahasa Jepang tsu yang berarti pelabuhan dan nami yang berarti gelombang.
Tsunami bisa ditimbulkan antara lain oleh gempa bumi atau letusan gunung berapi bawah laut. Namun penyebab yang paling sering terjadi adalah yang pertama yaitu gempa di dasar laut. Ketika dasar samudera terangkat karena gempa, muncul serangkaian gelombang ke semua penjuru. Peristiwa ini bagaikan batu kita jatuhkan ke kolam, riak air akan menyebar ke segala penjuru.
Tsunami yang disebabkan gempa bumi, bisa diketahui tanda-tandanya. Pertama, didahului gempa bumi. Kedua, laut surut beberapa ratus meter. Namun tanda-tanda ini tidak selalu muncul. Apalagi bila gempa bumi pemicu tsunami terjadi di tempat yang jauh dari tsunami.
Untuk mendeteksi dini adanya tsunami para ahli membuat alat yang disebut tsunameter. Alat ini diletakkan di dasar samudera. Ketika terjadi tsunami yang lewat di atasnya, alat ini mendeteksinya melalui perubahan tekanan air. Bila ini terjadi, alat ini mengirimkan sinyal ke pelampung di atas permukaan samudera. Pelampung akan mengubah sinyal menjadi gelombang radio dan mengirimkannya ke satelit di orbit bumi. Satelit kemudian akan mengirimkan peringatan ke stasiun peringatan tsunami yang ada wilayah rawan tsunami.

c. Gunung Meletus
Gunung berapi dibentuk oleh akumulasi magma yang keluar melalui celah kerak bumi. Magma adalah batuan cair yang terbentuk di bawah permukaan bumi. Magma berbentuk cair karena tekanan dan suhu yang sangat tinggi di kedalaman 80-100 km. Magma dapat keluar melalui celah yang menuju ke permukaan bumi. Magma yang keluar itulah, apabila tertimbun terus menerus akhirnya menjadi gunung.
Bahaya gunung meletus adalah material yang dikeluarkannya. Letusan kecil mengeluarkan lava pijar, awan panas, lahar panas, lahar dingin, dan debu. Letusan yang dahsyat dapat melontarkan lava cair, agak padat, maupun pecahan batuan. Letusan gunung berapi dapat menyebabkan bencana yang lain. Apabila gunung yang meletus berada di bawah permukaan laut, dapat menyebabkan bencana tsunami. Apabila gunung itu berada di daratan, letusannya yang dahsyat dapat menimbulkan gempa bumi.
Gunung meletus disebabkan celah yang menuju permukaan bumi tersumbat. Penyumbatan ini bisa disebabkan kubah lava, ataupun material lainnya Tekanan akibat desakan magma semakin lama semakin kuat. Apabila tekanan lebih kuat daripada penyumbatan, terjadilah letusan.
Gunung meletus biasanya didahului beberapa tanda, sesuai karakteristik gunung berapi itu. Tanda-tanda akan meletusnya G. Merapi, diantaranya adanya letusan kecil, gempa kecil, guguran lava pijar dan keluarnya awan panas. Untuk G. Kelut, suhu air kawah meningkat sampai mendidih, terbentuk awan dari penguapan air kawah bercampur asap, muncul kubah lava di tengah kawah, dan adanya getaran-getaran kecil.



d. Banjir


Banjir ada beberapa macam. Banjir bisa terjadi di wilayah pantai akibat terjangan badai. Banjir bisa juga dipicu oleh tsunami. Ada juga banjir karena luapan air laut ketika gelombang pasang. Namun yang paling banyak terjadi adalah banjir luapan air karena curah hujan yang sangat tinggi.
Ketika hujan turun, sebagian airnya disimpan tanah. Sebagian lainnya diserap tumbuhan, sebagian menguap, atau mengalir di permukaan tanah. Banjir terjadi ketika tanah dan tumbuhan tidak mampu lagi menyerap air. Air yang tak terserap akan mengalir di sungai dan saluran air lainnya. Air yang mengalir di permukaan bumi ini akan ditampung oleh waduk, bendungan, telaga, danau, dsb. Bila volume air begitu besar sehingga tidak tertampung lagi, terjadilah banjir.
Banjir bukan saja merusak harta benda atau membawa korban jiwa. Derasnya aliran air menyebabkan erosi di bagian hulu dan pengendapan di bagian hilir. Makhluk hidup seperti ikan dan tanaman pertanian yang memiliki habitat di air seringkali menjadi musnah. Lalu lintas menjadi terganggu karena jalanan menjadi rusak. Kegiatan perekonomian menjadi lumpuh.
Sembako langka, harganya pun membumbung tinggi. Infrastruktur lain seperti jembatan, gedung sekolah, PLTA, saluran air bersih, jaringan listrik, menjadi rusak. Kerugian menjadi berlipat ganda.
Banyak kota di Indonesia yang menjadi langganan banjir.
Penyebab banjir antara lain :
1.      Curah hujan yang tinggi dan penggundulan hutan.
2.      Genangan sampah, pemukiman di bantaran sungai, dan pendangkalan waduk juga menjadi penyebabnya.
3.      Banjir diakibatkan ulah manusia yang kurang dalam pemeliharan lingkungan, membuang sampah sembarangan, penebangan hutan secara liar.

e. Tanah Longsor

 
Tanah longsor adalah anjloknya massa tanah dan batuan menuruni lereng bukit atau gunung. Tanah longsor biasanya terjadi ketika air hujan meresap ke lahan di puncak bukit atau gunung. Aliran air kemudian menyusup ke rekahan-rekahan batuan.. Akhirnya aliran itu bertemu dengan material yang licin, seperti serpihan batu atau lempung. Posisi material ini miring menghadap ke lembah. Semakin lama airnya semakin menggenang, sehingga semakin berat. Akhirnya penopang lereng tidak mampu lagi menahan beban. Massa tanah dan batuan pun tergelincir di sepanjang lereng.
Tanah longsor terkait erat dengan banjir. Perbedaannya, banjir terjadi di daerah yang rendah atau relatif lebih rendah dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Sedangkan tanah longsor terjadi di wilayah yang berupa lereng yang struktunya lemah. Tanah longsor yang hanyut di sungai bisa menyebabkan banjir.
Sebelum terjadinya tanah longsor, biasanya didahului tanda-tanda tertentu. Hujan berlangsung lama. Muncul suara dan getaran kecil di atas lereng. Kemudian. terjadi longsoranlongsoran kecil.
Bila muncul tanda-tanda akan terjadi longsor, sebaiknya penduduk diungsikan. Bisa juga dilakukan tindakan proaktif. Penduduk yang bertempat tinggal di lereng yang rawan longsor direlokasi. Untuk kepentingan ini, tentunya fasilitasi dari pemerintah sangat dibutuhkan.

f. Puting Beliung

 
Puting beliung disebut juga tornado. Bentuknya berupa pusaran angin yang berkembang dari awan hitam tebal (cumulonimbus). Dari awan, pusaran angin turun sampai ke permukaan bumi. Bentuknya berupa terowongan awan yang mengecil di bagian bawah, dengan serpihan material berpusar di sekitarnya. Jadi agak mirip belalai gajah. Materialnya berupa debu, pasir atau serpihan batu.
Puting beliung yang sangat kuat bisa menghancurkan bangunan, bahkan mampu mengangkat rumah dari fondasinya. Angin ini juga mampu melontarkan kendaraan ke udara, dan kuat mengangkat kereta api dari relnya.
Terjadinya puting beliung dimulai dengan adanya awan cumulonimbus. Dari bagian atas awan, udara yang kering dan dingin bergerak turun. Sementara itu, udara yang panas dan mengandung uap air dari permukaan bumi bergerak naik. Keduanya bertabrakan sehingga terjadilah pusaran angin. Arah pusarannya bergantung lokasinya. Bila puting beliung terjadi di selatan khatulistiwa, arah pusarannya searah dengan putaran jarum jam. Sebaliknya, bila puting beliung terjadi di utara khatulistiwa, arah pusarannya berlawanan arah dengan putaran jarum jam.
Tanda-tanda puting beliung diawali munculnya bentuk mirip ujung belalai dari awan. Angin bertiup kencang. Kadang disertai gerimis dan sambaran petir. Debu membumbung membentuk corong dengan moncong menghadap ke atas.
Cara menghadapi saat selama puting beliung berlangsung,
-          sebaiknya segera mencari perlindungan di ruang bawah tanah. Tempat berlindung bisa juga di bagian dalam gedung yang konstruksinya paling kuat. Kalau kita di dalam kendaraan, sebaiknya segera menjauh karena dapat terguling.
-          Saat berada di dekat pohon, juga segera menjauh karena dapat roboh. Bangunan-bangunan yang besar dan luas seperti aula, dan gedung olah raga rawan roboh sehingga harus dihindari. Jika kita sudah terlanjur di luar dan ada puting beliung, sebaiknya segera tiarap dan melindungi kepala kita dari material yang dibawanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar